Minggu, 16 Juni 2013

contoh review jurnal



REVIEW JURNAL
Nurnaningsih. 2011. Bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Edisi khusus No. 1, Agustus 2011. 268-278.

A.    Pendahuluan
Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas perkembangan yang mesti dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya. Pemenuhan terhadap tugas perkembangan dapat dibantu melalui proses pendidikan. Menurut Averoz (2008) diharapkan setiap siswa memperoleh pendidikan secara wajar menuju proses pendewasaan. Proses pendewasaan hakikatnya adalah tugas keluarga dengan lingkungan yang kondusif. Kendatipun demikian sekolah merupakan salah satu lembaga yang membantu proses pendewasaan serta membentuk manusia muda menuju kematangan.
Dalam pembelajaran di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Terdapat siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Oleh karenanya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.
Individu yang memiliki kemampuan kecerdasan emosional yang lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan untuk kerja akademis di sekolah lebih baik (Gottman, 2001). Oleh karenanya untuk dapat mengembangkan serta meningkatkan kecerdasan emosional siswa, perlu disusun sebuah program yang tepat dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional siswa tersebut. Salah satu program yang dapat dilakukan yaitu program bimbingan kelompok dengan menggunakan berbagai teknik yang diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa.

B.     Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen (eksperimental research) dengan jenis variasi kuasi eksperimen yang bertujuan menguji salah satu variabel, model kuasi eksperimen ini berkaitan dengan pengontrolan variabel, jadi siswa diberikan instrumen kecerdasan emosional lalu didapatkan hasilnya, setelah itu didapatkanlah satu kelompok siswa yang masuk kedalam kelompok eksperimen dan satu kelompok siswa yang masuk ke dalam kelompok kontrol, desainnya mempergunakan desain kelompok kontrol Prates-Pascates Berpasangan (matching Pretest-PostTest Kontrol Group Design.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan mengguna-kan probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana seluruh elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Probability sampling yang dipakai adalah dengan sampel random sampling, yaitu merupakan suatu pengambilan sampel secara acak. Dalam hal ini penulis mengambil sampel teknik random sampling atau secara acak, karena salah satu cara pengambilan sampel yang representatif adalah secara acak atau random. Pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

C.    Hasil
  1. Profil Kecerdasan emosional siswa.
Tahap awal penelitian ini adalah dengan mengemukakan profil umum kecerdasan emosional siswa sebelum mengikuti pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok. Hal ini dilakukan untuk melihat secara umum bagaimana profil siswa sebelum mengikuti bimbingan kelompok.
  1. Rumusan program bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa.
Komponen program yang dikembangkan meliputi (1) layanan dasar bimbingan, (2) layanan responsive, (3) perencanaan individual dan (4) dukungan sistem.
  1. Efektifitas program bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa.
Ø  Pengujian asumsi statistic
Pelaksanaan pengujian asumsi statistik yang disyaratkan dalam analisis data menggunakan prosedur-prosedur yang sesuai dengan tujuan pengujian. Data dalam penelitian harus normal artinya data yang dihubungkan berdistribusi normal, maka perlu diuji normalitas.
Ø  Pengujian hipotesis penelitian
Untuk menguji efektivitas pelaksanaan bimbingan kelompok, langkah yang digunakan adalah dengan membandingkan gain atau selisih pretest posttets pada kelompok eksperimen dan gain atau selisih pretest-posttest pada kelompok eksperimen.

D.    Diskusi
1.      Implikasi
Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran, analisis data penelitian, uji statistik serta pembahasan pada bagian terdahulu tentang program bimbingan kelompok, studi pendahuluan, gambaran umum serta kuesioner terhadap peningkatan kemampuan kecerdasan emosional pada siswa, secara keseluruhan studi ini telah memenuhi tujuannya yaitu pelaksanaan program bimbingan kelompok yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan emosional siswa. Siswa juga di harapkan agar memiliki kecerdasan emosional (EQ) dalam dirinya. Kercerdasan emosional dapat membantu siswa agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
2.      Keterbatasan Studi
Mengenai keterbatasan studi ini, peneliti melakukan penelitian dengan beberapa sampel siswa untuk di jadikan contoh subjek dalam penelitiannya. Dari beberapa sampel yang telah di ambil, penelitian ahirnya membentuk konseling kelompok untuk bisa membereikan masukan kepada siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang belum sesuai atau masih kurang.
3.      Rekomendasi
Setelah melihat penelitian si peneliti, seharusnya peneliti dalam mengambil sampel tidak menggunakan sampel random (acak), karna sampel acak memiliki ketebatasan dalam peserta. Peserta tidak bisa semua di ketahui apakah memiliki kecerdasan emosional yang cukup ataukah masih kurang. Namun, keterbatasan waktu yang di miliki menjadi pertimbangan peneliti dalam mengambil sampel secara acak.

minggu tenang sebelum UAS semester 6, mending buat refreshing dulu aja.. :D

Minggu, 16 Desember 2012

Observasi at panti asuhan

Observasi mata kuliah praktikum BK sosial at panti asuhan yatim putri aisyiyah yogyakarta










Makalah TES PRESTASI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
Istilah Tes tidak asing lagi di berbagai kalangan masyarakat kita. Bisa dikatakan hampir setiap orang pernah mendengar,membicarakan atau bahkan pernah mengalami dikenai tes dalam situasi dan keperluan yang berbeda. Namun apabila ditanya mengenai apakah sebenarnya tes itu,kiranya tidak banyak orang yang bener-benar memahami dan dapat menjelaskannya secara baik. Apa yang terbayang dalam fikiran masing-masing orang apabila mendengar kata “tes” belum tentu merupakan konsep atau gambaran situasi yang kurang lebih serupa.
Dalam makalah ini,kita menggunakan istilah tes dalam arti tes nonfisik atau dengan kata lain mengacu pada pengertian tes psikologis,yaitu tes yang dimaksudkan untuk mengungkap aspek-aspek psikologis dalam diri manusia. Sebagian orang menyamakan pergertian tes dengan pengertian ujian,sebagian lagi tidak.  Perbedaan itu barangkali lebih banyak disebabkan oleh pemberian konotasi yang tidak sama dari setiap orang pada istilah tes,bukan disebabkan perbedaan pengertian antara tes dan ujian itu sendiri.
Samakah sebetulnya tes dan ujian itu? Sebenarnya keduanya tidak memiliki perbedaan arti yang prinsip akan tetapi pada situasi tertentu memang terdapat perbedaan penggunaan. Sebagai bentuk tes,maka tes prestasi(achievement test) tidak akan lepas dari cirri-ciri tes pada umumnya. Dalam dunia pendidikan kita jarang membedakan antara tes dan pengukuran pun sering kita pertukarkan pengertiannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Tes itu?
2.      Apa saja Macam-macam klasifikasi tes dalam psikologi itu?
3.      Apa tes belajar itu dan kegunaannya?
4.      Berbagai macam keterbatasan tes prestasi itu apa?
5.      Apa saja prinsip-prinsip pengukuran prestasi belajar itu? 
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian tes.
2.      Mengetahui berbagai macam tes dalam lingkup psikologi.
3.      Mengetahui manfaat tes.
4.      Mengamati kekurangan tes prestasi.
5.      Mengetahui prinsip-prinsip pengukuran prestasi belajar.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tes
Menurut para ahli Tes adalah :
·         Anne Anastasi(Psychological Testing,1976): Bahwa tes pada dasarnya merupakan suatu pengukuran yang objektif dan standar terhadap sampel perilaku.
·         Frederick G.Brown(1976): menyatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis guna mengukur sampel perilaku seseorang.
·         Lee J.Cronbach(Essensial of Psychological Testing,1970): …”a systematic procedure for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a category system.
Dari Berbagai macam batasan katagori tes diatas dapat ditarik kesimpulan, antara lain:
1.      Tes adalah prosedur yang sistematis. Maksudnya: aitem-aitem dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu,prosedur administrasi tes dan pemberian angka(scoring) terhadap hasilnya harus jelas dan dipesifikkan secara terperinci,dan setiap orang yang mengambil tes itu harus mendapat aitem-aitem yang sama dalam kondisi yang sebanding.
2.      Tes berisi sampel perilaku. Artinya: seberapapun panjangnya suatu tes,aitem yanga ada di dalamnya tidak akan dapat mencakup seliruh isi materi yang mingkin ditanyakan,dan kelayakan suatu tes tergantung pada sejauhmana aitem-aitem dalam tes itu mewakili secara reprensentatif kawasan(domain) perilaku yang diukur .
3.      Tes mengukur perilaku. Artinya aitem-aitem dalam tes mengendaki agar subyek menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang telah dipelajari subyek dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan atau menegrjakan tugas-tugas yang dikehendaki oleh tes.


B.     Klasifikasi Tes Dalam Psikologi
Cronbach(1970) membagi tes menjadi dua kelompok besar antara lain:
1.      Tes Yang Mengukur Performasi Maksimal
Tes jenis ini dirancang untuk mengungkap apa yang mampu dilakukan oleh seseorang dan seberapa baik ia mampu melakukannya. Stimulus yang disajikan harus jelas struktur dan tujuannya sehingga subyek tahu betul arah jawaban yang dikehendaki. Jawaban subyek akan dipilah sebagai jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Petunjuk pengerjaan harus dibuat sesederhana mungkin. Cara pemberian skornya pun seringkali diberitahukan pada subjek seperti juga waktu batas pengerjaan. Dalam hal ini,hanya pendekatan dan strategi penyelesaian soalnya saja yang tidak diberitahukan pada subjek. Dalam pemyajian tes yang mengukur perfomasi maksimal,individu didorong untuk berusaha sebaik-baiknya agar memperoleh skor setinggi mungkin. Kesiapan,motivasi,keinginan berusaha,dan bahkan kondisi fisik subjek sanagt ,menentukan keberhasilan dalam memghadapi tes jenis ini. Termasuk jenis tes ini adalah: tes intelegensi,tes bakat,tes prestasi belajar,tes profisiensi,dan berbagai tes kemampuan lainnya.
2.      Tes Yang Mengukur Performasi Tipikal
Tes jenis ini dirancang untuk mengungkap kecenderungan reaksi atau perilaku individu ketika berada dalam situasi-situasi tertentu. Jadi tujuan ukurnya bukanlah untuk mengetahui apa yang mampu dilakukan  oleh seseorang melainkan apa yang cenderung ia lakukan. Tentu saja perilaku yang biasanya dilakukan setiap orang dalam situasi tertentu akan berbeda-beda sesuai dengan pola kepribadiannya sendiri. Oleh karena itu jawaban terhadap pertanyaan dalam tes ini tidak dapat dipilah sebagai benar aatau salah melainkan didiagnosis menurut norma-norma tertentu. Tes ini biasanya di buat terstruktur ambiguous,yaitu memungkinkan untuk diinterprestasikan secara subjektif. Subjek tidak mengetahui bagaimana arah jawaban yang diharapkan darinya dan seperti apa jawaban yang yang terbaik. Dengan demikian akan terjadi reaksi projektif dari diri subjek yang dikenai tes kedalam bentuk respons(jawaban) yang diberikan. Tergolong dalam tes ini adalah: tes minat,tes sikap,dan berbagai skala-skala tes kepribadian.

C.    Tes Prestasi Belajar
Tes ini meliputi:
1.      Tes diagnostik,yang dirancang agar guru dapat mengetahui letak kesulitan murid, terutama dalam berhitung dan membaca.
2.      Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
3.      Tes prestasi belajar yang disusun guru.

D.    Tes Prestasi Belajar Dalam Sistem Pendidikan
Dalam proses pendidikan dan pengajaran setiap saat akan selalu ada situasi yang memerlukan pengambilan keputusan,hal ini akan begitu Nampak di sistem pendidikan formal. Diantara keputusan pendidikan itu dapat berupa keputusan didaktik yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan pengajaran seperti misalnya keputusan yang menyangkut ketepatan kurikulum yang berlaku. Keputusan pendidikan dapat berupa keputusan administratif guna memenuhi kebutuhan administrasi seperti misalnya keputusan mengenai nilai yang hendak diberikan pada subjek atau keputusan mengenai kelulusan. Keputusan pendidikan dapat berupa keputusan bimbingan penyuluhan/konseling guna memberikan bimbingan dalam penjurusan dan penentuan karir.
Seorang pendidik atau tenaga pengajar merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan. Kartena pendidik langsung face to face dalam penyampaian  bahan pelajaran,dan juga merekalah yang paling banyak membuat keputusan-keputusan pendidikan yang akan menentukan arah dan kemajuan belajar anak didiknya. Oleh karena itu tenaga pengajar harus mampu menentukan mana informasi yang relevan dan setiap keputusan harus akurat. Banyak sekalikeputusan pendidikan didasarkan pada tes prestasi belajar. Contohnya,pemberian nilai mata pelajaran,penentu kelulusan,penempatan mahasiswa pada suatu program dll.
Berbagai macam keputusan pendidikan itu menempatkan tes prestasi belajar dalam beberapa fungsi,antara lain:
·         Fungsi Penempatan: penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk klasifikasi individu kedalam bidang jurusan yang sesuai dewngan kemampuan yang telah diperlihatkan pada hasil belajar yang lalu.
·         Fungsi Formatif: penggunaan tes prestasi belajar untuk melihat sejauhmana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pelajaran.
·         Fungsi Diagnostik: dilakukan tes prestasi apabila hasil yang tes bersangkutan digunakan untuk mengdiagnosis kesukaran dalam belajar,mendeteksi kelemahan siswa agar segera diperbaiki.
·         Fungsi Sumatif: penggunaan hasil tes prestasi untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suaty program belajar. Ini adalah tes akhir dalam suatu program dan hasilnya dipakai  untuk menentukan  kelulusan siswa dalam program itu,dan apakah siswa itu dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.


E.     Fungsi
1.      Tes sebagai pengukur prestasi
Robert L.Ebel(1979) mengatakan bahwa fungsi utama tes prestasi dikelas adalah mengukur prestasi belajar para siswa. Adalahsuatu kesalahfahaman bila menggangap bahwa apa yang dapat dilakukan oleh tes prestasi semata-mat memberikan angka untuk dimasukkan kedalam rapor murud atau kedalamlaporan hasil study mahasiswa. Sesungguhnya prosedur tes guna mengukur prestasi mengandung nilai-nilai pendidikan yang sangat penting,dimana tes membantu para guru/pendidik memberikan nilai yang valid dan akurat. Terdapat persepsi yang sangat kuat dalam diri siswa maupun mahasiswa dimana nilaiyang baik merupakan tanda keberhasilan belajar yang tinggi sedangkan nilai tes dianggap sebagai satu-satunya indicator yang memppunyai arti penting maka nilai itulah yang biasanya menjadi target usaha meraka dalam belajar.
2.      Tes sebagai Motivator dalam Belajar
Hampir semua ahli teori belajar,baik pengikut faham behaviorisme maupun kognitivisme,menekankan pentingnya umpan balik berupa nilai guna meningkatkan belajar(thorndike,et.al.,1991). Pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa di akhir program dilakukan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Robert L.Ebel(1979) mengemukkakan pula bahwa tes kadang-kadang dianggap sebagai motivator ekstrinsik atau motivator dari luar diri. Memperoleh nilai baik adalah suatu rewarding learning experience,yaitu pengalaman belajar yang menyenangkan.

F.     Keterbatasan Tes Pretasi
Berbeda dengan pengukuran atribut fisik yang dapat dilakukan dengan akurasi dan kecermatan yang tinggi dan dengan alat yang pada umumnya jauh lebih mudah dibuat,pengukuran aspek psikologi tidak pernah dapat mencapai ketepatan yang sangat tinggi.
Demikian pula halnya dengan tes prestasi. Objek ukur tes prestasi adalah aspek mental psikologis atau atribut nonfisik dan karenanya kita tidak dapat mengharapkan hasil pengukuran yang akurat sekali. Pada umumnya,apa yang dapat dicapai oleh tes prestasi adalah semacam estimasi mengenai posisi relative(relative standing) atau jenjang urutan individu menurut tingkat kemampuan atau tingkat perfomasi pada suatu tugas yang kadang-kadang,kita juga dapat membatasi dengan jelas.
Dalam hal ini kita tidak dapat menggunakan pengukuran nol secara mutlak dikarenakan pengertian nol dalam tes prestasibelajar bersifat nisbi dan tidak jelas maknanya. Pada pengukuran aspek fisik seperti berat besi,umpamanya kita dapat memahami bahwa berat sebesar 0 kg atau 0gr memeng berarti tidak ada beratnya sama sekali. Yang di indikasikan oleh keadaan setimbang pada alat ukur nya,sehingga kita dapat membandingkan alat ukur benda sesuai alat ukur yang mutlak. Pada tes prestasi hal tersebut tidak berlaku. Nilai 0 yang di peroleh seorang mahasiswa pada suatutes ekologi lingkungan tidak dapat tidak sama sekali memiliki pengetahuan tentang ekologi,walaupun benar untuk mengatakan bahwa ia tidak dapat menjawab dengan betul satupun di antara soal yang ditanyakan.
Meskipun untuk interprestasi hasil tes psikolohgi umumnya tes prestasi belajar khususnya digunakan mean,deviasi standard an angka-angka korelasi umum skala pengukuran yang digunakan dalam tes semacam itu biasanya tidak dapat dinyatakan dalam satuan atau unit ukur yang mengandung arti kuantitatif maupun kualitatif yang bermakna pasti.

G.    Prinsip-prinsip pengukuran Prestasi belajar
Gronlund(1977) dalam bukunya merumuskan beberapa prinsip dalas dalam pengukuran prestasi sebagai berikut:
·         Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
·         Tes prestasi harus mengukur satu sampel yang representative dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.
·         Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil prestasi belajar yang di inginkan.
·         Tes prestasi belajar harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan pengunaan hasilnya.
·         Relibilialitas tes prestasi harus di usahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
·         Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.  

Makalah Ketahanan Nasional


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagai konsekuensinya bangsa Indonesia harus mampu mempertahankan kemerdekaan dan menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Bangsa Indonesia harus mampu mempertahankan eksistensi, identitas,integritas bangsa,dan Negara. Untuk itu,bangsa Indonesia harus memiliki ketangguhan dan kekuatan nasional agarmampu mengatasi setiap tantangan,ancama,hambatan,dan gangguan dari manapun. Hal itulah yang dimaksud dengan ketahanan nasional.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian ketahanan nasional?
2.      Apa sajakah landasan ketahanan nasional itu?
3.      Apa sajakah asas-asas ketahanan nasional itu?
4.      Apa saja sifat-sifat ketahanan nasional itu?
5.      Macam-macam gatra ketahanan nasional itu apa?
6.      Kewaspadaan nasional dan ancaman,gangguan,hambatan dan tantangan(AGHT) nasil?

BAB II
ISI
A. Pengertian
Ketahanan Nasional adalah keteguhan hati, ketabahan dari kesatuandalam memperjuangkan kepentingan nasional suatu bangsa yang telah menegara.
Ketahanan Nasional merupakan kodisi dinamik suatu bangsa, berisi keuleetan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, yang langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuanga mengejar tujuan nasionalnya.
Ketahanan nasional pada hakekatnya merupakan konsepsi di dalam pengetahuan dan penyelenggaran kesejahteran dan keamanan dalam kehidupan nasional.
Kehidupan nasional dapat dibagi dalam berbagai aspek sebagai berikut:
Aspek alamiah(trigatra) meliputi:
1.                   Posisi dan lokasi geografi
2.                   Keadaan dan kekayaan alam
3.                   Kemampuan penduduk
Aspek sosial(pancagatra) meliputi:
1.                   Ideologi
2.                   Politik
3.                   Ekonomi
4.                   Sosial budaya
5.                   Pertahanan keamanan

B. Aspek trigatra
1.      Posisi dan lokasi geografi negara
Secara geografis wujut suatu negara dapat berwujud:
a.       Negara yang dikelilingi daratan
b.      Negara daratan yang sebagian perairan laut
c.       Negara pulau
d.      Negara kepulauan
Bentuk keadaan dan lokasi geografis suatu negara sangat mempengaruhi kehidupan bangsa yang mendiaminya dalam penyelenggaraan dan pengaturan kesejahteraan dan keamanan.Negara kepulauan dalam membina ketahanan nasionalnyaharus lebih banyak memanfaatan potensi lautnya, sedang negara pulau akan lebih banyak memanfaatkan potensi daratnya.
Posisi dan lokasi geografis suatu negara sangat menentukan peran negara tersebut dalam percaturan lalulintas dunia, sehingga akan menghadapi bentuk-bentuk ancaman yang berbeda.Kesimpulannya adalah bahwa letak geografis suatu negara akan berpengaruh terhadap ketahaan nasional negara.
2.      Keadaan kekayaan alam
Kekayaan alam suatu negara adalah segala sumber dan potensi alam yang didapatkan di bumi, di laut, di udara yang berada di wilayah kekuasaan suatu negara,dan dapat dirinci sebagai berikut:
Ø  Kekayaan alam digolongkan dalam:
a.       Hewani
b.      Nabati
c.       Mineral
Ø  Sifat kekayaan alam
a.       Dapat diperbaharui
b.      Tidak dapat diperbaharui
Ø  Keberadaan kekayaan alam
a.       Di atmosfer
b.      Di permukaan bumi
c.       Di dalam bumi
Sifat kekayaan alam di bumi didistribusikan tidak merata dan tidak teratur sehingga ada negara kaya sumberdaya alam dan negara miskin sumber daya alamnya.Hal demikian menyebabkan adanya ketergantungan antar negara tersebut yang dapat menimbulkan problem hubungan internasional yang kompleks.

3.      Keadaan dan kemampuan penduduk
Penduduk adalah manusia yang menempati suatu wilayah negara.Manusia adalah faktor penentu dalam melakuka suatu tindakan dengan kata lain menusia menentukan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan nasional.Dalam arti bahwa pengusahaan penyelenggaraan negara untuk kesejahteraan dan keamanan tergantungpada manusia. Masalah yang berkaitan dengan keadaan dan kemampuan penduduk adalah:
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk akan berubah karena kematian(mortalitas) dan kelahiran(fertilitas) dan migrasi.
Komposisi penduduk
Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan tingkat pendidikan dll.
Persebaran penduduk
Persebaran penduduk yang mempunyai pengaruh langsung terhadap penyediaan tenaga kerja untuk mengelola kekayaan alam dan juga berpengaruh terhadap tersedianya personal yang mampu mengelola Hankam.

C. Aspek Pancagatra
1.      Ideologi
Ideologi diartikan sebagai prinsip pengarahan yang dijadikan dasar atau pemberi arh dan tujuan yang hendak dicapai di dalam melangsungkan dam mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.Ideologi adalah ilmu dan pengetahuan dsar atau dapat disamakan dengan cita-cita.Dengan kata lain bahwa yang dicita-citakan dan yangdiperjuangkan dalam suatu kehidupan nyata.
Faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang ideologi adalah nilai dan sistem nilai.Ideologi yang baik harus mampu menampung aspirasi manusia baik secar pribadi maupun makluk sosial sesuai kodratnya.Agar dapat mencapai ketahanan nasional di bidang ideologi diperlukan penghayatan dan pengamalan ideologi secara sungguh-sungguh.
Ketahanan nasional di bidang ideologi bangsa Indonesia ditujuksn intuk mrngatasi ancamanyang membahayakan kelanngsungan kehidupan pancasila sebagai dasar falsafah bangsa Indonesia.
Semakin tinggi kesadaran suatu bangsa untuk melaksanakan dan mengaktualisasikan ideologi, baik aktualisasi objektif maupun subjektif, maka makin tinggi ketahanan ideologi suatu bangsa.Dalam strategi pembinaan ideologi ada beberapa prinsip antar lain:
·         Ideologi harus diaktualisasikan baik bidang kenegaraan dan oleh setiap warga negara.
·         Ideologi sebagai perekat pemersatu harus senantisa ditanamkan kepada seluruh warga negara
·         Ideologi harus dijadikan panglima, atau politik, ekonomi, budaya dan Hankam harus bersumber dan mengacu pada ideologi bangsa dan bukan sebaliknya.
·         Aktualisasi ideologi dikembangkan ke arah keterbukaan dan kedinamisan ideologi yang senantiasa mampu mengantisipasi perkembengan zaman dan dinamika masyarakat.
·         Ideologi pancasila mengakui keanekaragaman dalam hidup berbangsa dan bernegara.Ideologi dijadikan untuk pemersatu dan menyejahterakan bangsa.
·         Mensosialisasikan ideologiPancasila sebagai ideologi humanis, religius, demokratis, nasionalistis, dan berkeadilan.
2.      Politik
            Politik dalam hal ini diartikan sebagai asas, haluan, dan kebijaksanaan yang diguakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan, oleh karena itu masalah politik sering dihubungkan dengan masalah kekuasaan dalam suatu negara yang berbeda ditangan pemerintah. Kehidupan politik dapat dibag ke dalam dua sektor:
·         Sektor masyarakat yangberfungsi memberikan masukan,terwujud dalam pernyataan keinginan dan tuntutan kebutuhan masyarakat.
·         Sektor pemerintahan berfungsi sebagai keluaran yang berupa kebijaksanaan yang melahirkan peraturan perundang-undangn yang merupakan keputusan politik.
1.      Ketahanan aspek politik
Dalam ranka mewujudkan ketahanan politik, diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat, dinamis, mampu memelihara stabilitas politik berdasarkan pancasila, UUD 1945 yang menyangkut:
·         Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan bersifat absolut, dan kedaulatan ditangan rakyat, dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
·         Dalam mekansme politik dimungkinkan adanya perbedan pendapat, namun perbedaan tersebut tidak menyangkut nilai dasar, sehingga tidak antagonis yang menjurus kepada konflik.
·         Kepemimpinan nasional diharapkan mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat, dengan tetap memegang tefuh nilai-nilai Pancasila.
·         Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat, antara kelompok dan golongan dalam mewujudkan tujuan nasional.
2.      Ketahanan aspek politik luar negeri
·         Hubungan politik luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerja sama internasional di berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan, dan meningkatkan citra positif Indonesia dan memantapkan persatuan dan kesatuan.
·         Politik luar negeri dikembangkan berdasarkan sekala prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerja sama antar negara berkembang, negara maju sesuai dengan kemampuan dan kepentingan nasional.Kerja sama antar negara Asean dalam bidang ekonomi, sosial budaya, iptek dan kerja sama dengan negara non blok.
·         Citra positif bangasa indonesia perlu ditingkatkan melalui promosi, diplomasi dan lobi internasional, pertukaran pemuda dan kegiatan olahraga.
·         Perjuangan bangsa indonesia didunia untuk meningkatkan kepentingan nasional seperti melindungi kepentingan indonesia dari kegiatan diplimasi negatif negara lain, dan hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.
3.    Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemeerintah dan masyarakat di dalam mengelola faktor-faktor produksi( sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi, dan manajemen) dan distribusi barang serta jasa untuk kesejahteraan rakyat.Upaya meningkatkan ketahanann ekonomi adalah uoaya meningkatkan kapasitas produksi dan kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara.
Agar dapat terciptanya ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap berbagai hal yang menunjang antara lain:
a.       Sistem ekonomi diarahkan untuk memakmurkan rakyat melalui ekonomi kerakyatan untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa.

b.      Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi, dengan memanfaatkan sumber daya nasional menggunakan sarana iptek dalam menghadapi setiap permasalahan serta tetap memperhatikan kesempatan kerja.
c.       Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya harus senantiasa dilaksanakan melalui keseimbangan dan keselarasan pembangunan antar wilayah dan sektor.
d.      Struktur ekonomi dimantabkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan, keterpaduan antar sektor pertanian, industri dan jasa.
4.      Ketahanan sosial budaya
Ketahanan sosial budaya diartian sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATGH baik yang datang dari dalam dan luar yang langsung dan tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup sosial dan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
5.      Ketahanan di bidang pertahanan dan keamanan
Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATGH yang datang dari dalam dan luar, yang langsung dan tidk langsung membahayakan identitas, itegritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Postur kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan.Dalam pembangunan kekuatan Hankam terdapat empat pendekatan, yaitu pendekatan ancaman, misi, kewilayahan, dan politik.Pada konteks ini perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah keamanan dan pertahanan.Pertahanan diserahkan kepada TNI, sedang keamanan dalam negeri diserhkan kepada POLRI.TNI dapat dilibatkan untuk menangani masalah dalam negeri jika POLRI tidak mampu karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat.
            Pembangunan kekuatan Hankam harus mengacu pada konsep wawasan nusantara, dimana Hankam diarahkan untuk seluruh wilayah RI,disamping kekuatan Hankam harus mampu mengantisipasi preduksi ancaman dari luar sejalan dengan kemajuan iptek militer yang menghasilkan daya gempur jarak jauh.
Kondisi kehidupan nesional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang mencakup aspek idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegar dalam wadah NKRI yang dilandasi pancasila, UUD 1945 dan landasan fisional wawasan nusantara.

D. Interelasi antar gatra
1.      Ketahanan nasional hakikatnya tergantung pada kemampuan bangsa dan negara di dalam mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar penyelenggaraan dan kehidupan-kehidupan nasional di segala bidang.
2.      Ketahanan nasional mengandung pengertian keutuhan dimana terdapat saling hubumgan erat antar gatra di dalam keseluruhan kehidupan nasional.
3.      Kelemahan salah satu bidang dapat mengakibatkan kelemahan di bidang lainya dan mempengarui kondisi keseluruhanya.
4.      Ketahanan nasional bukan merupakan penjumlahan ketahanan segenap gatra,tetapi ditentukan oleh struktur atau konfigurasi aspek secara struktural dan funsional.
E. Kedudukan dan fungsi konsepsi ketahanan nasional
1.      Kedudukan ketahanan nasional
            Konsepsi ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu diimplementsikan dalam kehidupan nasional yang ingin diwujudkan.Wawasan nusantara dan ketahanan nasionalmerupakan landasan knseptual yang didasari oleh pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideal dan konstitusional.
Fungsi ketahanan nasional
            Ketahanan nasional berdasarkan tuntutan penggunaannya berfungsi sebagai doktri dasar nasional, atau sebagai metode pembinaan kehidupan nasional dan sebagai poladasar pembangunan nasional,antara lain:
·         Kosepsi ketahanan nasional dalam fungsi sebagai doktri dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak, dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa.
·         Kosepsi ketahanan nasional dalam fungsi sebagai pola dasar pembangunan, pada hakekatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang secara terpadu dan dilakukan sesuai rencana program.
·         Konsepsi ketahanan nasional dalam fungsi sebagai metode pembinaan kehidupan naional pada hakekatnya merupakan suatu metode integral yang mencangkup seluruh aspek yang terdiri dari aspek alamiah dan aspek sosial.
2.      Hakekat ketahanan nasional
            Pada hekekatnya ketahanan nasional ialah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya.Penyelenggaraan ketahanan nasional dilakukan melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan:
·         Kesejahteraan digugakan untuk mewujudkan ketahanan yang berbntuk kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya menjadi kemakmuran yang adil merata, baik jasmani maupun rohani.
·         Keamanan adalah kemampuan dalam melindungi keberadaa nbangsa, serta melindungi nilai-nilai luhur bangsa terhadap segala ancaman dari dalam maupun dari luar.
·         Kedua pendekatan keamanan dan kesejahteraan telah dugunakan bersama-sama.Pendekatan mana yang ditekankan tergantung pada kondisi dan situasi nasional dan internasional. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu, demikian pula keadaaan sebaliknya. Dengan demikian evaluasi penyelenggaraan ketahanan nasional sekaligus memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan dan keamanan suatu bangsa.
·         Konsep ketahanan dikembangkan berdasarkan konsep wawasan nusantara, sehingga konsep ketahanan nasional dapat dipahami dengan baik apabila telah memahami wawasan nusantara.