Minggu, 16 Desember 2012
Makalah TES PRESTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah Tes tidak asing
lagi di berbagai kalangan masyarakat kita. Bisa dikatakan hampir setiap orang
pernah mendengar,membicarakan atau bahkan pernah mengalami dikenai tes dalam
situasi dan keperluan yang berbeda. Namun apabila ditanya mengenai apakah
sebenarnya tes itu,kiranya tidak banyak orang yang bener-benar memahami dan
dapat menjelaskannya secara baik. Apa yang terbayang dalam fikiran
masing-masing orang apabila mendengar kata “tes” belum tentu merupakan konsep
atau gambaran situasi yang kurang lebih serupa.
Dalam makalah ini,kita
menggunakan istilah tes dalam arti tes nonfisik atau dengan kata lain mengacu
pada pengertian tes psikologis,yaitu tes yang dimaksudkan untuk mengungkap
aspek-aspek psikologis dalam diri manusia. Sebagian orang menyamakan pergertian
tes dengan pengertian ujian,sebagian lagi tidak. Perbedaan itu barangkali lebih banyak
disebabkan oleh pemberian konotasi yang tidak sama dari setiap orang pada
istilah tes,bukan disebabkan perbedaan pengertian antara tes dan ujian itu
sendiri.
Samakah sebetulnya tes
dan ujian itu? Sebenarnya keduanya tidak memiliki perbedaan arti yang prinsip
akan tetapi pada situasi tertentu memang terdapat perbedaan penggunaan. Sebagai
bentuk tes,maka tes prestasi(achievement
test) tidak akan lepas dari cirri-ciri tes pada umumnya. Dalam dunia
pendidikan kita jarang membedakan antara tes dan pengukuran pun sering kita
pertukarkan pengertiannya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Tes itu?
2. Apa
saja Macam-macam klasifikasi tes dalam psikologi itu?
3. Apa
tes belajar itu dan kegunaannya?
4. Berbagai
macam keterbatasan tes prestasi itu apa?
5. Apa
saja prinsip-prinsip pengukuran prestasi belajar itu?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian tes.
2. Mengetahui
berbagai macam tes dalam lingkup psikologi.
3. Mengetahui
manfaat tes.
4. Mengamati
kekurangan tes prestasi.
5. Mengetahui
prinsip-prinsip pengukuran prestasi belajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tes
Menurut para ahli Tes adalah :
·
Anne Anastasi(Psychological Testing,1976): Bahwa tes pada dasarnya merupakan
suatu pengukuran yang objektif dan standar terhadap sampel perilaku.
·
Frederick G.Brown(1976): menyatakan
bahwa tes adalah prosedur yang sistematis guna mengukur sampel perilaku
seseorang.
·
Lee J.Cronbach(Essensial of Psychological Testing,1970): …”a systematic procedure for observing a person’s behavior and
describing it with the aid of a numerical scale or a category system.
Dari
Berbagai macam batasan katagori tes diatas dapat ditarik kesimpulan, antara
lain:
1. Tes
adalah prosedur yang sistematis. Maksudnya: aitem-aitem dalam tes disusun
menurut cara dan aturan tertentu,prosedur administrasi tes dan pemberian angka(scoring) terhadap hasilnya harus jelas
dan dipesifikkan secara terperinci,dan setiap orang yang mengambil tes itu
harus mendapat aitem-aitem yang sama dalam kondisi yang sebanding.
2. Tes
berisi sampel perilaku. Artinya: seberapapun panjangnya suatu tes,aitem yanga
ada di dalamnya tidak akan dapat mencakup seliruh isi materi yang mingkin
ditanyakan,dan kelayakan suatu tes tergantung pada sejauhmana aitem-aitem dalam
tes itu mewakili secara reprensentatif kawasan(domain) perilaku yang diukur .
3. Tes
mengukur perilaku. Artinya aitem-aitem dalam tes mengendaki agar subyek
menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang telah dipelajari subyek dengan
cara menjawab pertanyaan-pertanyaan atau menegrjakan tugas-tugas yang
dikehendaki oleh tes.
B.
Klasifikasi
Tes Dalam Psikologi
Cronbach(1970) membagi tes menjadi
dua kelompok besar antara lain:
1. Tes
Yang Mengukur Performasi Maksimal
Tes jenis ini dirancang untuk mengungkap apa yang
mampu dilakukan oleh seseorang dan seberapa baik ia mampu melakukannya.
Stimulus yang disajikan harus jelas struktur dan tujuannya sehingga subyek tahu
betul arah jawaban yang dikehendaki. Jawaban subyek akan dipilah sebagai
jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Petunjuk pengerjaan harus dibuat
sesederhana mungkin. Cara pemberian skornya pun seringkali diberitahukan pada
subjek seperti juga waktu batas pengerjaan. Dalam hal ini,hanya pendekatan dan
strategi penyelesaian soalnya saja yang tidak diberitahukan pada subjek. Dalam
pemyajian tes yang mengukur perfomasi maksimal,individu didorong untuk berusaha
sebaik-baiknya agar memperoleh skor setinggi mungkin.
Kesiapan,motivasi,keinginan berusaha,dan bahkan kondisi fisik subjek sanagt
,menentukan keberhasilan dalam memghadapi tes jenis ini. Termasuk jenis tes ini
adalah: tes intelegensi,tes bakat,tes prestasi belajar,tes profisiensi,dan
berbagai tes kemampuan lainnya.
2. Tes
Yang Mengukur Performasi Tipikal
Tes jenis ini dirancang untuk mengungkap kecenderungan
reaksi atau perilaku individu ketika berada dalam situasi-situasi tertentu.
Jadi tujuan ukurnya bukanlah untuk mengetahui apa yang mampu dilakukan oleh seseorang melainkan apa yang cenderung
ia lakukan. Tentu saja perilaku yang biasanya dilakukan setiap orang dalam
situasi tertentu akan berbeda-beda sesuai dengan pola kepribadiannya sendiri.
Oleh karena itu jawaban terhadap pertanyaan dalam tes ini tidak dapat dipilah
sebagai benar aatau salah melainkan didiagnosis menurut norma-norma tertentu.
Tes ini biasanya di buat terstruktur ambiguous,yaitu
memungkinkan untuk diinterprestasikan secara subjektif. Subjek tidak mengetahui
bagaimana arah jawaban yang diharapkan darinya dan seperti apa jawaban yang
yang terbaik. Dengan demikian akan terjadi reaksi projektif dari diri subjek
yang dikenai tes kedalam bentuk respons(jawaban) yang diberikan. Tergolong
dalam tes ini adalah: tes minat,tes sikap,dan berbagai skala-skala tes
kepribadian.
C.
Tes
Prestasi Belajar
Tes ini meliputi:
1.
Tes diagnostik,yang dirancang agar guru dapat mengetahui letak
kesulitan murid, terutama dalam berhitung dan membaca.
2.
Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
3.
Tes prestasi belajar yang disusun guru.
D.
Tes
Prestasi Belajar Dalam Sistem Pendidikan
Dalam proses
pendidikan dan pengajaran setiap saat akan selalu ada situasi yang memerlukan
pengambilan keputusan,hal ini akan begitu Nampak di sistem pendidikan formal.
Diantara keputusan pendidikan itu dapat berupa keputusan didaktik yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan
pengajaran seperti misalnya keputusan yang menyangkut ketepatan kurikulum yang
berlaku. Keputusan pendidikan dapat berupa keputusan
administratif guna memenuhi kebutuhan administrasi seperti misalnya
keputusan mengenai nilai yang hendak diberikan pada subjek atau keputusan
mengenai kelulusan. Keputusan pendidikan dapat berupa keputusan bimbingan penyuluhan/konseling guna memberikan bimbingan
dalam penjurusan dan penentuan karir.
Seorang pendidik
atau tenaga pengajar merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan.
Kartena pendidik langsung face to face
dalam penyampaian bahan pelajaran,dan
juga merekalah yang paling banyak membuat keputusan-keputusan pendidikan yang
akan menentukan arah dan kemajuan belajar anak didiknya. Oleh karena itu tenaga
pengajar harus mampu menentukan mana informasi yang relevan dan setiap
keputusan harus akurat. Banyak sekalikeputusan pendidikan didasarkan pada tes
prestasi belajar. Contohnya,pemberian nilai mata pelajaran,penentu
kelulusan,penempatan mahasiswa pada suatu program dll.
Berbagai macam
keputusan pendidikan itu menempatkan tes prestasi belajar dalam beberapa
fungsi,antara lain:
·
Fungsi Penempatan: penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk klasifikasi
individu kedalam bidang jurusan yang sesuai dewngan kemampuan yang telah
diperlihatkan pada hasil belajar yang lalu.
·
Fungsi Formatif: penggunaan tes prestasi belajar untuk melihat sejauhmana
kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pelajaran.
·
Fungsi Diagnostik: dilakukan tes prestasi apabila hasil yang tes
bersangkutan digunakan untuk mengdiagnosis kesukaran dalam belajar,mendeteksi
kelemahan siswa agar segera diperbaiki.
·
Fungsi Sumatif: penggunaan hasil tes prestasi untuk memperoleh informasi
mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suaty
program belajar. Ini adalah tes akhir dalam suatu program dan hasilnya
dipakai untuk menentukan kelulusan siswa dalam program itu,dan apakah
siswa itu dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
E.
Fungsi
1. Tes
sebagai pengukur prestasi
Robert
L.Ebel(1979) mengatakan bahwa fungsi utama tes prestasi
dikelas adalah mengukur prestasi belajar para siswa. Adalahsuatu kesalahfahaman
bila menggangap bahwa apa yang dapat dilakukan oleh tes prestasi semata-mat
memberikan angka untuk dimasukkan kedalam rapor murud atau kedalamlaporan hasil
study mahasiswa. Sesungguhnya prosedur tes guna mengukur prestasi mengandung
nilai-nilai pendidikan yang sangat penting,dimana tes membantu para
guru/pendidik memberikan nilai yang valid dan akurat. Terdapat persepsi yang
sangat kuat dalam diri siswa maupun mahasiswa dimana nilaiyang baik merupakan
tanda keberhasilan belajar yang tinggi sedangkan nilai tes dianggap sebagai
satu-satunya indicator yang memppunyai arti penting maka nilai itulah yang
biasanya menjadi target usaha meraka dalam belajar.
2. Tes
sebagai Motivator dalam Belajar
Hampir semua ahli teori
belajar,baik pengikut faham behaviorisme maupun kognitivisme,menekankan
pentingnya umpan balik berupa nilai guna meningkatkan
belajar(thorndike,et.al.,1991). Pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar
lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa di akhir
program dilakukan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Robert L.Ebel(1979) mengemukkakan pula
bahwa tes kadang-kadang dianggap sebagai motivator ekstrinsik atau motivator
dari luar diri. Memperoleh nilai baik adalah suatu rewarding learning experience,yaitu pengalaman belajar yang
menyenangkan.
F.
Keterbatasan
Tes Pretasi
Berbeda dengan
pengukuran atribut fisik yang dapat dilakukan dengan akurasi dan kecermatan
yang tinggi dan dengan alat yang pada umumnya jauh lebih mudah
dibuat,pengukuran aspek psikologi tidak pernah dapat mencapai ketepatan yang
sangat tinggi.
Demikian pula
halnya dengan tes prestasi. Objek ukur tes prestasi adalah aspek mental
psikologis atau atribut nonfisik dan karenanya kita tidak dapat mengharapkan
hasil pengukuran yang akurat sekali. Pada umumnya,apa yang dapat dicapai oleh
tes prestasi adalah semacam estimasi mengenai posisi relative(relative standing) atau jenjang urutan
individu menurut tingkat kemampuan atau tingkat perfomasi pada suatu tugas yang
kadang-kadang,kita juga dapat membatasi dengan jelas.
Dalam hal ini
kita tidak dapat menggunakan pengukuran nol secara mutlak dikarenakan
pengertian nol dalam tes prestasibelajar bersifat nisbi dan tidak jelas
maknanya. Pada pengukuran aspek fisik seperti berat besi,umpamanya kita dapat
memahami bahwa berat sebesar 0 kg atau 0gr memeng berarti tidak ada beratnya
sama sekali. Yang di indikasikan oleh keadaan setimbang pada alat ukur
nya,sehingga kita dapat membandingkan alat ukur benda sesuai alat ukur yang
mutlak. Pada tes prestasi hal tersebut tidak berlaku. Nilai 0 yang di peroleh
seorang mahasiswa pada suatutes ekologi lingkungan tidak dapat tidak sama
sekali memiliki pengetahuan tentang ekologi,walaupun benar untuk mengatakan
bahwa ia tidak dapat menjawab dengan betul satupun di antara soal yang
ditanyakan.
Meskipun untuk
interprestasi hasil tes psikolohgi umumnya tes prestasi belajar khususnya
digunakan mean,deviasi standard an angka-angka korelasi umum skala pengukuran
yang digunakan dalam tes semacam itu biasanya tidak dapat dinyatakan dalam
satuan atau unit ukur yang mengandung arti kuantitatif maupun kualitatif yang bermakna
pasti.
G.
Prinsip-prinsip
pengukuran Prestasi belajar
Gronlund(1977)
dalam bukunya merumuskan beberapa prinsip dalas dalam pengukuran prestasi
sebagai berikut:
·
Tes prestasi harus mengukur hasil
belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
·
Tes prestasi harus mengukur satu sampel
yang representative dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh
program instruksional atau pengajaran.
·
Tes prestasi harus berisi aitem-aitem
dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil prestasi belajar yang di
inginkan.
·
Tes prestasi belajar harus dirancang
sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan pengunaan hasilnya.
·
Relibilialitas tes prestasi harus di
usahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
·
Tes prestasi harus dapat digunakan untuk
meningkatkan belajar para anak didik.
Makalah Ketahanan Nasional
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagai
konsekuensinya bangsa Indonesia harus mampu mempertahankan kemerdekaan dan
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Bangsa Indonesia harus mampu
mempertahankan eksistensi, identitas,integritas bangsa,dan Negara. Untuk
itu,bangsa Indonesia harus memiliki ketangguhan dan kekuatan nasional agarmampu
mengatasi setiap tantangan,ancama,hambatan,dan gangguan dari manapun. Hal
itulah yang dimaksud dengan ketahanan nasional.
B. Rumusan
Masalah
1. Pengertian
ketahanan nasional?
2. Apa
sajakah landasan ketahanan nasional itu?
3. Apa
sajakah asas-asas ketahanan nasional itu?
4. Apa
saja sifat-sifat ketahanan nasional itu?
5. Macam-macam
gatra ketahanan nasional itu apa?
6. Kewaspadaan
nasional dan ancaman,gangguan,hambatan dan tantangan(AGHT) nasil?
BAB II
ISI
A.
Pengertian
Ketahanan Nasional adalah keteguhan
hati, ketabahan dari kesatuandalam memperjuangkan kepentingan nasional suatu
bangsa yang telah menegara.
Ketahanan Nasional merupakan kodisi
dinamik suatu bangsa, berisi keuleetan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, yang langsung dan
tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuanga mengejar tujuan nasionalnya.
Ketahanan nasional pada hakekatnya
merupakan konsepsi di dalam pengetahuan dan penyelenggaran kesejahteran dan
keamanan dalam kehidupan nasional.
Kehidupan nasional dapat dibagi dalam
berbagai aspek sebagai berikut:
Aspek alamiah(trigatra) meliputi:
1.
Posisi dan lokasi
geografi
2.
Keadaan dan kekayaan
alam
3.
Kemampuan penduduk
Aspek sosial(pancagatra) meliputi:
1.
Ideologi
2.
Politik
3.
Ekonomi
4.
Sosial budaya
5.
Pertahanan keamanan
B.
Aspek trigatra
1.
Posisi
dan lokasi geografi negara
Secara
geografis wujut suatu negara dapat berwujud:
a. Negara
yang dikelilingi daratan
b. Negara
daratan yang sebagian perairan laut
c. Negara
pulau
d. Negara
kepulauan
Bentuk keadaan dan lokasi geografis
suatu negara sangat mempengaruhi kehidupan bangsa yang mendiaminya dalam
penyelenggaraan dan pengaturan kesejahteraan dan keamanan.Negara kepulauan dalam
membina ketahanan nasionalnyaharus lebih banyak memanfaatan potensi lautnya,
sedang negara pulau akan lebih banyak memanfaatkan potensi daratnya.
Posisi dan lokasi geografis suatu negara
sangat menentukan peran negara tersebut dalam percaturan lalulintas dunia,
sehingga akan menghadapi bentuk-bentuk ancaman yang berbeda.Kesimpulannya
adalah bahwa letak geografis suatu negara akan berpengaruh terhadap ketahaan
nasional negara.
2.
Keadaan
kekayaan alam
Kekayaan alam suatu negara adalah segala
sumber dan potensi alam yang didapatkan di bumi, di laut, di udara yang berada
di wilayah kekuasaan suatu negara,dan dapat dirinci sebagai berikut:
Ø Kekayaan
alam digolongkan dalam:
a. Hewani
b. Nabati
c. Mineral
Ø Sifat
kekayaan alam
a. Dapat
diperbaharui
b. Tidak
dapat diperbaharui
Ø Keberadaan
kekayaan alam
a. Di
atmosfer
b. Di
permukaan bumi
c. Di
dalam bumi
Sifat kekayaan alam di bumi
didistribusikan tidak merata dan tidak teratur sehingga ada negara kaya
sumberdaya alam dan negara miskin sumber daya alamnya.Hal demikian menyebabkan
adanya ketergantungan antar negara tersebut yang dapat menimbulkan problem
hubungan internasional yang kompleks.
3.
Keadaan
dan kemampuan penduduk
Penduduk adalah manusia yang menempati
suatu wilayah negara.Manusia adalah faktor penentu dalam melakuka suatu
tindakan dengan kata lain menusia menentukan apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan ketahanan nasional.Dalam arti bahwa pengusahaan penyelenggaraan
negara untuk kesejahteraan dan keamanan tergantungpada manusia. Masalah yang
berkaitan dengan keadaan dan kemampuan penduduk adalah:
Jumlah
penduduk
Jumlah
penduduk akan berubah karena kematian(mortalitas) dan kelahiran(fertilitas) dan
migrasi.
Komposisi
penduduk
Komposisi
penduduk adalah susunan penduduk menurut umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, dan tingkat pendidikan dll.
Persebaran
penduduk
Persebaran
penduduk yang mempunyai pengaruh langsung terhadap penyediaan tenaga kerja
untuk mengelola kekayaan alam dan juga berpengaruh terhadap tersedianya
personal yang mampu mengelola Hankam.
C.
Aspek Pancagatra
1.
Ideologi
Ideologi diartikan sebagai prinsip
pengarahan yang dijadikan dasar atau pemberi arh dan tujuan yang hendak dicapai
di dalam melangsungkan dam mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu
bangsa dan negara.Ideologi adalah ilmu dan pengetahuan dsar atau dapat
disamakan dengan cita-cita.Dengan kata lain bahwa yang dicita-citakan dan
yangdiperjuangkan dalam suatu kehidupan nyata.
Faktor
yang mempengaruhi ketahanan di bidang ideologi adalah nilai dan sistem
nilai.Ideologi yang baik harus mampu menampung aspirasi manusia baik secar
pribadi maupun makluk sosial sesuai kodratnya.Agar dapat mencapai ketahanan
nasional di bidang ideologi diperlukan penghayatan dan pengamalan ideologi
secara sungguh-sungguh.
Ketahanan
nasional di bidang ideologi bangsa Indonesia ditujuksn intuk mrngatasi
ancamanyang membahayakan kelanngsungan kehidupan pancasila sebagai dasar
falsafah bangsa Indonesia.
Semakin
tinggi kesadaran suatu bangsa untuk melaksanakan dan mengaktualisasikan
ideologi, baik aktualisasi objektif maupun subjektif, maka makin tinggi
ketahanan ideologi suatu bangsa.Dalam strategi pembinaan ideologi ada beberapa
prinsip antar lain:
·
Ideologi harus
diaktualisasikan baik bidang kenegaraan dan oleh setiap warga negara.
·
Ideologi sebagai
perekat pemersatu harus senantisa ditanamkan kepada seluruh warga negara
·
Ideologi harus
dijadikan panglima, atau politik, ekonomi, budaya dan Hankam harus bersumber
dan mengacu pada ideologi bangsa dan bukan sebaliknya.
·
Aktualisasi ideologi
dikembangkan ke arah keterbukaan dan kedinamisan ideologi yang senantiasa mampu
mengantisipasi perkembengan zaman dan dinamika masyarakat.
·
Ideologi pancasila
mengakui keanekaragaman dalam hidup berbangsa dan bernegara.Ideologi dijadikan
untuk pemersatu dan menyejahterakan bangsa.
·
Mensosialisasikan
ideologiPancasila sebagai ideologi humanis, religius, demokratis,
nasionalistis, dan berkeadilan.
2.
Politik
Politik dalam hal ini diartikan
sebagai asas, haluan, dan kebijaksanaan yang diguakan untuk mencapai tujuan dan
kekuasaan, oleh karena itu masalah politik sering dihubungkan dengan masalah kekuasaan
dalam suatu negara yang berbeda ditangan pemerintah. Kehidupan politik dapat
dibag ke dalam dua sektor:
·
Sektor masyarakat
yangberfungsi memberikan masukan,terwujud dalam pernyataan keinginan dan
tuntutan kebutuhan masyarakat.
·
Sektor pemerintahan berfungsi
sebagai keluaran yang berupa kebijaksanaan yang melahirkan peraturan
perundang-undangn yang merupakan keputusan politik.
1. Ketahanan
aspek politik
Dalam
ranka mewujudkan ketahanan politik, diperlukan kehidupan politik bangsa yang
sehat, dinamis, mampu memelihara stabilitas politik berdasarkan pancasila, UUD
1945 yang menyangkut:
·
Sistem pemerintahan
berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan bersifat absolut, dan kedaulatan
ditangan rakyat, dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
·
Dalam mekansme politik
dimungkinkan adanya perbedan pendapat, namun perbedaan tersebut tidak
menyangkut nilai dasar, sehingga tidak antagonis yang menjurus kepada konflik.
·
Kepemimpinan nasional
diharapkan mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat, dengan
tetap memegang tefuh nilai-nilai Pancasila.
·
Terjalin komunikasi
politik timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat, antara kelompok dan
golongan dalam mewujudkan tujuan nasional.
2. Ketahanan
aspek politik luar negeri
·
Hubungan politik luar
negeri ditujukan untuk meningkatkan kerja sama internasional di berbagai bidang
atas dasar saling menguntungkan, dan meningkatkan citra positif Indonesia dan
memantapkan persatuan dan kesatuan.
·
Politik luar negeri
dikembangkan berdasarkan sekala prioritas dalam rangka meningkatkan
persahabatan dan kerja sama antar negara berkembang, negara maju sesuai dengan
kemampuan dan kepentingan nasional.Kerja sama antar negara Asean dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, iptek dan kerja sama dengan negara non blok.
·
Citra positif bangasa
indonesia perlu ditingkatkan melalui promosi, diplomasi dan lobi internasional,
pertukaran pemuda dan kegiatan olahraga.
·
Perjuangan bangsa
indonesia didunia untuk meningkatkan kepentingan nasional seperti melindungi
kepentingan indonesia dari kegiatan diplimasi negatif negara lain, dan hak WNI
di luar negeri perlu ditingkatkan.
3.
Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan
pemeerintah dan masyarakat di dalam mengelola faktor-faktor produksi( sumber
daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi, dan manajemen) dan distribusi barang
serta jasa untuk kesejahteraan rakyat.Upaya meningkatkan ketahanann ekonomi
adalah uoaya meningkatkan kapasitas produksi dan kelancaran barang dan jasa
secara merata ke seluruh wilayah negara.
Agar dapat terciptanya ketahanan ekonomi
yang diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap berbagai hal yang menunjang
antara lain:
a. Sistem
ekonomi diarahkan untuk memakmurkan rakyat melalui ekonomi kerakyatan untuk
menjamin kelangsungan hidup bangsa.
b. Kemampuan
bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi, dengan
memanfaatkan sumber daya nasional menggunakan sarana iptek dalam menghadapi
setiap permasalahan serta tetap memperhatikan kesempatan kerja.
c. Pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya harus senantiasa dilaksanakan melalui
keseimbangan dan keselarasan pembangunan antar wilayah dan sektor.
d. Struktur
ekonomi dimantabkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan,
keterpaduan antar sektor pertanian, industri dan jasa.
4.
Ketahanan
sosial budaya
Ketahanan sosial budaya diartian sebagai
kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATGH baik yang datang dari dalam dan
luar yang langsung dan tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup sosial
dan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
5.
Ketahanan
di bidang pertahanan dan keamanan
Ketahanan pertahanan dan keamanan
diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa
Indonesia berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATGH yang datang dari
dalam dan luar, yang langsung dan tidk langsung membahayakan identitas,
itegritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan pancasila dan
UUD 1945.
Postur
kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar
kekuatan.Dalam pembangunan kekuatan Hankam terdapat empat pendekatan, yaitu
pendekatan ancaman, misi, kewilayahan, dan politik.Pada konteks ini perlu ada
pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah keamanan dan
pertahanan.Pertahanan diserahkan kepada TNI, sedang keamanan dalam negeri
diserhkan kepada POLRI.TNI dapat dilibatkan untuk menangani masalah dalam
negeri jika POLRI tidak mampu karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan
darurat.
Pembangunan kekuatan Hankam harus
mengacu pada konsep wawasan nusantara, dimana Hankam diarahkan untuk seluruh
wilayah RI,disamping kekuatan Hankam harus mampu mengantisipasi preduksi
ancaman dari luar sejalan dengan kemajuan iptek militer yang menghasilkan daya
gempur jarak jauh.
Kondisi kehidupan nesional merupakan
pencerminan ketahanan nasional yang mencakup aspek idiologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah
kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegar dalam wadah NKRI yang dilandasi pancasila, UUD 1945 dan
landasan fisional wawasan nusantara.
D.
Interelasi antar gatra
1.
Ketahanan nasional
hakikatnya tergantung pada kemampuan bangsa dan negara di dalam mempergunakan aspek
alamiahnya sebagai dasar penyelenggaraan dan kehidupan-kehidupan nasional di
segala bidang.
2. Ketahanan
nasional mengandung pengertian keutuhan dimana terdapat saling hubumgan erat
antar gatra di dalam keseluruhan kehidupan nasional.
3. Kelemahan
salah satu bidang dapat mengakibatkan kelemahan di bidang lainya dan
mempengarui kondisi keseluruhanya.
4. Ketahanan
nasional bukan merupakan penjumlahan ketahanan segenap gatra,tetapi ditentukan
oleh struktur atau konfigurasi aspek secara struktural dan funsional.
E.
Kedudukan dan fungsi konsepsi ketahanan nasional
1.
Kedudukan ketahanan
nasional
Konsepsi ketahanan nasional
merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa indonesia
serta merupakan cara terbaik yang perlu diimplementsikan dalam kehidupan
nasional yang ingin diwujudkan.Wawasan nusantara dan ketahanan
nasionalmerupakan landasan knseptual yang didasari oleh pancasila dan UUD 1945
sebagai landasan ideal dan konstitusional.
Fungsi
ketahanan nasional
Ketahanan nasional berdasarkan
tuntutan penggunaannya berfungsi sebagai doktri dasar nasional, atau sebagai
metode pembinaan kehidupan nasional dan sebagai poladasar pembangunan
nasional,antara lain:
·
Kosepsi ketahanan
nasional dalam fungsi sebagai doktri dasar nasional perlu dipahami untuk
menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak, dan pola kerja
dalam menyatukan langkah bangsa.
·
Kosepsi ketahanan
nasional dalam fungsi sebagai pola dasar pembangunan, pada hakekatnya merupakan
arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang secara
terpadu dan dilakukan sesuai rencana program.
·
Konsepsi ketahanan
nasional dalam fungsi sebagai metode pembinaan kehidupan naional pada
hakekatnya merupakan suatu metode integral yang mencangkup seluruh aspek yang
terdiri dari aspek alamiah dan aspek sosial.
2.
Hakekat ketahanan
nasional
Pada hekekatnya ketahanan nasional
ialah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan
hidupnya.Penyelenggaraan ketahanan nasional dilakukan melalui pendekatan
keamanan dan kesejahteraan:
·
Kesejahteraan digugakan
untuk mewujudkan ketahanan yang berbntuk kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya menjadi kemakmuran yang adil merata, baik
jasmani maupun rohani.
·
Keamanan adalah
kemampuan dalam melindungi keberadaa nbangsa, serta melindungi nilai-nilai
luhur bangsa terhadap segala ancaman dari dalam maupun dari luar.
·
Kedua pendekatan
keamanan dan kesejahteraan telah dugunakan bersama-sama.Pendekatan mana yang
ditekankan tergantung pada kondisi dan situasi nasional dan internasional.
Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu, demikian
pula keadaaan sebaliknya. Dengan demikian evaluasi penyelenggaraan ketahanan
nasional sekaligus memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan dan
keamanan suatu bangsa.
·
Konsep ketahanan
dikembangkan berdasarkan konsep wawasan nusantara, sehingga konsep ketahanan
nasional dapat dipahami dengan baik apabila telah memahami wawasan nusantara.
Langganan:
Postingan (Atom)